BacaJuga: Biantara Bahasa Sunda tentang HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus Singkat, Padat dan Mudah Dihafal. Judul mengenai pendidikan juga cocok untuk dibahas dalam biantara. Oleh karena itu, inilah teks biantara bahasa Sunda tentang pendidikan yang dapat kamu jadikan referensi dan dapat kamu sampaikan:
Pantun Sunda – Pantun yang merupakan bentuk puisi lama memang bukan lagi hal asing bagi masyarakat Indonesia. Puisi lama yang terikat bait, sajak serta rima ini memiliki ciri khas dengan irama akhir pada kata yang senada. Namun, ternyata dalam bentuk penyebutannya pantun memiliki perbedaan yang signifikan. Salah satunya adalah penyebutan pada pantun Sunda yang lebih dikenal dengan Sisindiran. Pantun Sisindiran ini juga memiliki perbedaan dengan pantun Indonesia yang dapat didengar dalam pengucapannya atau bahkan dibaca dalam kalimatnya. Nah, lalu apa sebenarnya perbedaan pantun ini dengan pantun bahasa Indonesia yang biasa didengar? Berikut ulasannya Sekilas Tentang Sisindiran Bukan rahasia umum bahwa pantun menjadi puisi lama yang bahkan hingga kini masih sering digunakan sebagai alat komunikasi. Tentu saja pantun juga menjadi bagian penting yang seringkali digunakan dalam pertunjukkan. Bukan hanya pantun bahasa Indonesia saja yang masih mewangi namun, pantun Sunda juga menjadi bagian pantun tradisional yang masih asri. Pantun bahasa Sunda atau yang biasa disebut dengan Sisindiran sendiri sebenarnya merupakan pantun yang seringkali digunakan untuk menggambarkan suatu situasi. Penggambaran ini bisa berupa perasaan, keadaan desa atau bahkan lingkungan sekitar. Penggunaan pantun ini sendiri menjadi favorit bukan hanya orang dewasa namun juga anak-anak. Apalagi bagi masyarakat Sunda yang tentu sudah sangat familiar dengan bahasanya Penggunaan pantun ini sendiri seringkali diucapkan dalam konteks formal maupun informal. Pantun ini tidak jarang digunakan dalam acara lamaran, pernikahan atau bahkan pada saat-saat bersantai bersama masyarakat luas. Melalui namanya yang menggunakan bahasa Sunda Sisindiran maka, dapat diartikan juga bahwa pantun ini cenderung menjadi pantun yang ditujukan pada seseorang atau kelompok. Penggunaannya pada dasarnya bersifat menasehati atau dalam tanda kutip menyindir dengan tujuan nasihat. Biasanya tema yang digunakan dalam pantun ini pun beragam mulai dari religius, lingkungan, pendidikan atau bahkan jenaka. Inilah juga yang pada akhirnya membuat pantun ini menjadi cukup favorit di berbagai kalangan masyarakat untuk mengungkapkan perasaan. Khususnya tentu masyarakat Sunda. Baca Juga Pantun Tentang Sekolah Menilik Perbedaan Pantun Indonesia dan Sunda Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa pantun Sunda memiliki perbedaan yang cukup mendasar dengan pantun bahasa Indonesia yang biasa digunakan. Bila dilihat atau didengar secara langsung tentu perbedaan mendasar dari kedua pantun ini terletak dari bahasa yang digunakan. Apabila pada pantun Indonesia cenderung menggunakan bahasa baku Indonesia atau bahkan Melayu maka, pada pantun Sisindiran tentu bahasa yang digunakan adalah bahasa Sunda. Perbedaan ini tentu menjadi perbedaan mendasar yang diketahui oleh semua orang. Namun, ternyata ada perbedaan lain yang cukup signifikan dari kedua pantun ini pada beberapa aspek. Nah, untuk mengetahuinya mari simak ulasan berikut 1. Perbedaan pada Suku Kata Perbedaan pertama yang harus diperhatikan adalah pada penggunaan suku kata dalam setiap baris pantun. Pada pantun bahasa Indonesia umumnya penggunaan suku kata dapat menggunakan 8 bahkan hingga 12 suku per katanya. Hal ini ternyata berbeda dengan pantun Sisindiran atau Sunda. Pada Pantun Sisindiran penggunaan suku kata hanya diperbolehkan pada batas angka 8 suku kata saja. Hal ini tentu menjadi perbedaan yang harus diperhatikan dalam pembuatan pantun Sisindiran supaya tidak melebihi suku kata yang diperbolehkan. 2. Perbedaan pada Larik Umumnya pada pantun bahasa Indonesia akan terdiri dari 4 larik. Ini tentu telah menjadi ketentuan yang sudah diajarkan pada anak-anak di Indonesia sejak SD. Namun, hal inilah yang kemudian harus menjadi fokus dalam pembuatan pantun Sisindiran atau Sunda. Pada pantun Sunda ini, jumlah larik yang digunakan dalam satu pantun bisa lebih dari 4 larik. Namun, tentu saja penggunaan 4 larik juga tetap diperbolehkan. Inilah kemudian perbedaan berikutnya yang dapat terlihat jelas pada aturan pembuatan larik. 3. Perbedaan Penyusunan Pantun Apabila dalam penyusunan lariknya saja sudah memiliki perbedaan pada jumlah, tentu hal ini juga akan memiliki perbedaan pada penyusunan dalam satu pantun. Seperti yang diketahui bahwa pada pantun bahasa Indonesia, penggunaan pantun hanya ada satu kali. Hal inilah kemudian membedakan dengan pantun Sunda. Pada pantun Sisindiran bahkan terdiri dari 3 jenis yaitu paparikan yang dapat dikatakan sebagai pembuka yang tidak memiliki arti. Bagian keduanya adalah cangkang yang memiliki fungsi sama seperti sampiran dan ketiga adalah rarakitan. Pada bagian rarakitan inilah nantinya isi atau petuah akan dituliskan atau diucapkan. Mengenal Fungsi Pantun Sisindiran Tentunya mengenal fungsi pantun Sunda atau biasa disebut Sisindiran juga menjadi bagian penting yang patut dipahami. Sama halnya dengan pantun bahasa Indonesia yang memiliki fungsi untuk memberikan petuah atau sebagai ungkapan rasa. Pada pantun Sisindiran hal ini juga menjadi bagian utama dari penggunaan pantun. Namun, apa sebenarnya fungsi utama dari adanya pembuatan atau penggunaan Sisindiran ini? Berikut adalah ulasannya 1. Sebagai Pengendalian Tingkah Laku Fungsi pertama dari penggunaan pantun ini bisa dibilang merupakan bentuk bahasa untuk pengendalian tingkah laku masyarakat. Tentu bukan rahasia umum bahwa penggunaan bahasa yang baik dan tepat pada seseorang bisa menjadi nasihat tepat bagi orang tersebut. Hal inilah yang kemudian diterapkan orang zaman dulu untuk memberikan nasihat kepada orang lain. Pantun Sisindiran ini digunakan orang zaman dulu untuk memberikan nasihat supaya bisa menjaga tingkah laku serta taat pada norma yang ada. Melalui pantun inilah setiap kata atau kalimat yang diucapkan bisa dengan lebih mudah didengar dan dilaksanakan karena tidak ada sifat menggurui. 2. Mempertahankan Adat Istiadat Pantun Sisindiran ini juga bentuk dari usaha masyarakat Sunda untuk mempertahankan adat istiadat. Bukan rahasia umum bahwa pantun menjadi bagian budaya Indonesia yang patut untuk dipertahankan dan terus dilestarikan. Hal inilah yang kemudian juga dilakukan masyarakat Sunda pada pantun Sisindiran atau pantun Sunda. Apalagi dengan penggunaan bahasanya yang memiliki ciri khas tentu membuat pantun ini memiliki keunikan sendiri. 3. Sebagai Alat untuk Mengungkapkan Pendapat Sama seperti fungsi pantun atau puisi pada umumnya, pantun Sunda juga memiliki fungsi sebagai ungkapan perasaan terhadap suatu situasi. Melalui penggunaan pantun ini seseorang bisa mengungkapkan pendapat atau pun rasa dengan lebih lepas. Penggunaan larik dan sajak yang unik dan indah akan membuat pantun lebih mudah ditangkap oleh orang lain. Tidak heran bila pada akhirnya pantun seringkali digunakan untuk menyindir dalam konteks lingkungan, pendidikan atau bahkan keadaan masyarakat. 4. Sebagai Pengawasan pada Masyarakat Fungsi lain yang ada pada pantun Sunda ini adalah sebagai pengawasan terhadap perilaku dalam masyarakat. Hampir sama dengan fungsinya sebagai pengendalian, pengawasan ini dilakukan dalam bait rarakitan yang disusun dari paparikan dan cangkang. Melalui pantun ini nantinya bait pantun ini akan menjadi jembatan nasihat kepada masyarakat supaya menjaga sikap dan menjauhi larangan. Baik larangan dalam agama maupun dalam adat istiadat. Menilik Contoh Pantun Sunda Sisindiran Nah, setelah sebelumnya mengenal secara singkat tentang pantun Sisindiran maka, mengetahui berbagai contoh dari pantun ini adalah hal yang tentu perlu untuk diketahui. Lalu, bagaimana contoh dari pantun Sisindiran ini? Simak contohnya berikut ini 1. Contoh Pantun Sunda Sisindiran 4 Baris Contoh pantun pertama yang bisa dijadikan contoh adalah pantun dengan baris yang berjumlah 4 bait. Pada pantun ini setiap bait akan terdiri dari 2 baris sampiran dan 2 baris isi. Tentunya sama dengan penyusun pantun dalam bahasa Indonesia. Lalu, bagaimana contohnya? Berikut 3 diantaranya Memeh ngagelarkeun kasur samak heula ambeh rineh memeh nyaritakeun batur tilik heula awak maneh Samping kageutahan dukuh di kelab di kaca ikeun nu matak maneh sing kukuh papatah geura imankeum Pulas batis encit muntah meulina ti anu kumed reungeukeun kami papatah ulah resep ceceremed 2. Contoh Pantun Sunda Sisindiran 6 Baris Seperti yang sempat dibahas sebelumnya tentang pantun Sisindiran yang bisa memiliki 3 jenis penyusun. Tentunya dalam penggunaannya pun akan terdiri dari 6 baris yang terdiri dari paparikan, cangkang dan rarakitan. Nah, lalu bagaimana contohnya? Berikut 3 diantaranya Hook teuing kebon kangkung, Bareto ngalembok hejo, Kiwari ngaleang bae, Hook teuing ku nu jangkung, Bereto harempoy emok, Kiwari ngolembar bae. Tikukur turun ku ribut, Pegat talina ti leumpang, Catang ceuri nutug leuwi, Sapupur satiyung simbut, Megat-megat kami leumpang, Ceurik nurutkeun pandeuri. Panjang parakan Cimuncang, Ditua teu dipulangan, Laukna bogo harideung, Palangsiang keuna runcang, Ku kami mo ditulungan, sia mangsuakeu tineung. Baca Juga Pantun Terima Kasih 3. Contoh Pantun Sunda Sisindiran Kategori Agama Menilik dari fungsinya sebagai pantun nasehat untuk mengendalikan tingkah laku masyarakat supaya tetap taat pada agama dan norma-norma sosial yang ada. Penggunaan pantun ini bisa diambil contoh sebagai berikut Nu ngaliwet dina dulang disuluhan ku palapah saha nu resep tutulung meunang ganjaran ti Allah Meuli wajit jeung jawadah dipake hajat kiparat masing rajin nya ibadah ngalap ganjaran aherat Sorabi make cipati didahar seep sawadah nya rabi titipan gusti dikadar kuat ibadah 4. Contoh Pantun Sindiran Pendidikan Pantun Sisindiran ini juga seringkali digunakan untuk memberikan nasihat atau opini terkait dengan sistem pendidikan di Indonesia. Nah, untuk mengetahui contohnya, mari simak 3 contoh berikut ini Hurang leuwi cicing deui dina sumur kasaatan beurang deui peuting deui tetela umur ngorotan Angeun hurang sapariuk bawang angan dua sihung ulah mungpang kapiwuruk bisi ahirna kaduhung Hayang iwung los ka Bandung rek ngasah los ka Sumedang hayang bingung geura nyandung rek susah sing boga hutang 5. Contoh Pantun Sunda Sisindiran Jenaka Penggunaan pantun yang seringkali menjadi bentuk sindiran biasanya selalu diselipkan kata-kata humor untuk membuat kalimat menjadi lebih sarkas. Hal inilah juga yang menjadi salah satu tujuan dari pantun Sisindiran ini. Nah, untuk mengetahui contohnya mari simak 3 pantun dibawah ini Isuk katung sore katung kantungna siga popongkol isuk nangtung sore nangtung sarungna hiji ge dobol Baju katung kancing katung hoream ngajaranana nyiar untung nyiar hutang hoream mayaranana Turub cupu buli-buli dipake wadah hanggasa daek sukur teu paduli kami ge da moal maksa Baca Juga Pantun Tiktok 6. Contoh Pantun Sunda Sisindiran Tentang Perasaan Ungkapan rasa menjadi satu contoh yang seringkali dituangkan dalam puisi atau bahkan pantun. Hal ini pun tidak mengecualikan penggunaannya dalam pantun Sisindiran. Lalu, bagaimana contohnya? Simak 3 pantun berikut ini untuk referensi Pileuleuyan daun pulus kararas cau manggla pileuleuyan tungtung imut lamun welas kuring bawa Kasur jangkung bantal panjang nya bogo di kacaikeun anu jangkung kuring melang nya bogoh urang jadikeun Sukur-sukur disundungan kuring mah nyair ka leuwi sukur-sukur dipundungan kuring mah rek nyiar deui Penutup Nah, itulah tadi sekilas tentang pantun Sunda atau Sisindiran dengan berbagai contoh didalamnya. Penggunaan bahasa Sunda yang memiliki ciri khas tentu membuat pantun ini terdengar unik. Berbagai makna didalamnya juga menjadi ciri khas yang tentunya perlu untuk terus dilestarikan generasi muda. Pantun Sunda
WassalamualaikumWr. Wb. Demikianlah contoh biantara bahasa Sunda dengan tema pendidikan yang menjelaskan mengenai pentingnya mencari ilmu. Semoga pembahasan diatas dapat menjadi salah satu referensi untuk membuat pidato menggunakan Bahasa Sunda atau bahasa lainnya karena mengacu pada kerangka pidato yang hampir sama.
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 060108 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d80d6056a5c0a4b • Your IP • Performance & security by Cloudflare
IstilahSisindiran Bahasa Sunda. Istilah sisindiran telah ada sejak awal abad ke-16. hal ini dapat dibuktikan dalam Naskah Sunda Kuno Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian (1518 Masehi). Sisindiran dalam sastra Sunda sama dengan pantun. Seperti halnya pantun, sisindiran pun terdiri atas dua bagian, yakni cangkang "sampiran" dan eusi "isi". Dalam bahasa sunda ada sebutan lain untuk bentuk sisindiran ini, yaitu susualan, atau bangbalikan.
Sampurasun! Pantun nasihat bahasa Sunda termasuk ke dalam kategori sisindiran piwuruk. Kata piwuruk asalnya dari kata wuruk artinya nasihat atau pepatah. Dilihat dari isinya, pantun bahasa Sunda atau sisindiran terbagi menjadi tiga, yaitu silih asih pantun cinta, sesebred pantun lucu, dan piwuruk pantun nasihat atau pantun pepatah. Baca juga 15 Contoh Pantun Sunda Lucu Sedangkan dilihat dari jenisnya, pantun Sunda dibagi menjadi 3 jenis yaitu rarakitan, paparikan, dan wawangsalan. Patokan rarakitan dan paparikan sangat mirip yaitu jumlah barisnya genap umumnya 4 baris. Setiap haris terdiri atas 8 suku kata dan setiap ujung baris harus murwakanti laraswekas. Arti murwakanti laras wekas adalah ada kesamaan bunyi pada ujung baris. Murwakanti secara acak, artinya baris pertama murwakanti dengan baris ketiga, baris kedua murwakanti dengan baris keempat. Baris pertama dan kedua merupakan cangkang atau sindir kulit, baris ketiga dan keempat disebut eusi isi. Bedanya paparikan dan rarakitan adalah di dalam paparikan tidak ada kata yang diulang, sedangkan rarakitan ada satu atau beberapa kata di baris cangkang yang diulangi di baris isi. Baca juga Pengertian dan contoh rarakitan Pengertian dan contoh paparikan Sedangkan wawangsalan adalah sisindiran yang dibangun oleh dua baris. Baris pertama merupakan sindir, baris kedua merupakan isi. Baris pertama wawangsalan hampir mirip tatarucingan karena harus menebak maksud yang disembunyikan di baris isi yang murwakanti. Baga juga Arti dan contoh wawangsalan 45 Tatarucingan Sunda dan jawabannya Di sini saya sajikan beberapa contoh pantun pepatah Sunda yang berisi tentang nasihat-nasihat untuk hidup lebih baik dan berguna. Dafar Isi1 Contoh pantun nasihat bahasa Contoh pantun pepatah Contoh pantun nasihat paparikan Contoh pantun nasihat bahasa Sunda Contoh pantun pepatah Rarakitan Contoh 1 Sing getol nginum jajamu Nu guna nguatkeun urat Sing getol neangan elmu Nu guna dunya aherat Contoh 2 Peupeujeuh ari ka dayeuh Meuli kupat jeung gorengan Peupeujeuh lamun geus euweuh Ulah ngupat kagorengan Contoh 3 Omat ulah nyoo panto Eta teh hahalang maling Omat ulah osok nyonto Eta teh gawe curaling Contoh 4 Lamun urang ka Cikole Moal hese tumpak kahar Lamun urang boga gawe Moal hese barang dahar Contoh 5 Lamun hayang hirup boga Kudu daek jeung bungahna Lamun hayang asup surga Kudu daek ibadahna Contoh pantun nasihat paparikan Contoh 1 Aya lumut dina batu Aya kuya di muara Kedah tumut kana waktu Di dunya urang ngumbara Contoh 2 Mawa peti dina sundung Ditumpangan ku karanjang Pangarti teu beurat nanggung Tapi mangpaatna manjang Contoh 3 Samangka melak di tonggoh Melak pala di nu bala Tong waka boga kabogoh Sakola tamatkeun heula Contoh 4 Cet tembok meuli di toko Seeng nyengsreng kasaatan Ulah sok beuki ngabako Goreng kana kasehatan Contoh 5 Diajar ka Tatinangor Di dituna ngadon catur Mun diajar ulah bangor Bisi katinggaleun batur Itulah 10 Contoh pantun nasihat bahasa Sunda, semoga bermanfaat.
22Contoh Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif, Lengkap Pengertian dan Ciri-cirinya. Pantun ini memiliki sifat yang menghibur karena mengandung kata-kata lucu di dalamnya. Dengan pantun jenaka, diharapkan agar suasana menjadi semakin riang. Lihat juga: Pura-Pura Menjadi Orang Biasa, Ternyata Orang Ini Adalah Ketua Gengster Paling Ditakuti.
Ilsutrasi contoh pantun nasehat sunda. Foto Pixabay. Pantun adalah salah satu kearifan lokal yang dapat ditemukan di seluruh daerah nusantara. Dalam kebudayaan Sunda, pantun dikenal dengan istilah berasal dari kata sindir yang artinya berkata secara tidak langsung kepada orang yang dimaksud. Salmun dalam buku Kandaga Kasusastraan Sunda menyebutkan, sisindiran dimaksudkan untuk menghormati lawan bicara dan tidak menyakiti perasaannya. Yuzar Purnama dalam Jurnal Orang Sunda Perantau Tinjauan dalam Carita Pantun menjelaskan, istilah sisindiran sudah ada sejak zaman Hindu-Budha. Lebih tepatnya, saat berakhirnya Kerajaan Padjajaran pada tahun awalnya, pantun sunda diciptakan oleh lingkungan istana Padjajaran yang digunakan sebagai pertunjukan rakyat. Pada masa itu, pantun sunda berisi tentang kehidupan para raja dan pangeran kerajaan Sunda yang dihubungkan dengan para dewa-dewa. Dikutip dari buku Buku Ajar Mata Kuliah Folklor oleh Lira Hayu Afdetis Mana dan Samsiarni, bentuk pantun sunda sama seperti dengan pantun pada umumnya. Sisindiran mempunyai sampiran dan isi, mengandung persamaan bunyi, dan juga berisi berbagai makna dan tujuan. Ada berbagai macam bentuk pantun sunda yaitu rarakitan, paparikan, dan wawangsalan. Berdasarkan isi dan tema, pantun sisindiran dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu pantun anak-anak, pantun muda-mudi, dan pantun orang tua. Khusus pantun orang tua, dituturkan oleh orang-orang tua. Jenis pantun ini berisi pantun nasehat, pantun adat, pantun agama, pantun peribahasa, dan juga pantun contoh pantun sunda nasehat dan artinya dikutip dari jurnal Pantun Sisindiran di Banten oleh Eva Syarifah Pantun Sunda NasehatContoh pantun sunda nasehat. Foto Freepik. Apik pengen buah belimbingApik pengen jadi pemimpinLamun rakyat nambah miskin.Jangan mau buah belimbingJangan mau jadi menambah rakyat miskin.Ning kerenceng Nunggang KretaNunggang kopas ning CijawaWong nyeleweng akeh ceritaOrang nyeleweng banyak bicaraDisasamping tuluy dikabayaanDidandanan dipupur siga nyi ronggengKahayang kudu ningali kana kaayaanTong nepi lapur nepi ka nonggengMemasang kain memakai kebayaBerdandan seperti penari berwajah sesuai kemampuan sajaJangan sampai jatuh tersungkur maluPindah ka sumur ngan sakeclakeunUlah saukur neang pipasaeunPindah kesumur tak sampai penuhJangan selalu mencari musuhSangkan Sehat hirup urangDurian tertukar dengan nangkaNgalamun eta teu aya gunanaJangan suka makan mentimunTimun itu banyak gentahnyaJangan suka duduk melamunMelamun itu tidak ada gunanya
Contohpantun pendidikan bagian 1 #1. 8 jp x 45 menit (4 pertemuan) a. Ok Google Puisi Bahasa Sunda Puisi Tentang . Dalam masyarakat sunda dikenal dengan sebutan "paparikan". Pantun bahasa sunda tentang pendidikan. Dalam seni bahasa sunda kita kenal dengan istilah seni bahasa yang berupa sisindiran.
. 177 394 58 205 468 142 488 259
pantun bahasa sunda tentang pendidikan